Penghujung
tahun 2012 dan awal tahun 2013 menjadi peristiwa penting bagi PT Pupuk Iskandar
Muda bertekad menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang kompetitif dalam
waktu 2 tahun kedepan.Jajaran Direksi dan para pejabat esselon 1 bertemu dan
bersepakat untuk memulai sebuah pekerjaan besar. Yakni meningkatkan produksi
dan mempercepat proyek power plan dan pabrik NPK. Selain jajaran Manajemen,
hadir pula pejabat eselon 1 dan II yang menjadi saksi dari tekad bulat PT Pupuk
Iskandar Muda untuk mewujudkan mimpi menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia
yang kompetitif tahun 2014. Berbagai inisiatif lahir dalam upaya mempersiapkan
amunisi untuk lari sprint dan meloncat selama 2 tahun menggapai apa yang
diharapkan. Karena itulah dilibatkanlah brigade-brigade (tim) yang terdiri dari
anak-anak muda dalam pekerjaan tersebut. Mulailah dibentuk Brigade proyek power
plant, Brigade Proyek NPK, Brigade Malcolm Baldrige dan perumusan Visi-Misi, Brigade
penggerak perubahan (ERP), Brigade proyek GP3K, Brigade SMT ISO SMM,SML &
SMK-3 .
Menularkan Prestasi – Pembaharuan Kinerja
Sejak
diamanatkan pengukuran kinerja perusahaan BUMN diukur dengan tools yang namanya
malcolm baldridge criteria performance for excellent (MBCfPE) atau dikenal
dengan penilaian MBNQA (malcolm baldrige national quality award) yang sebelumnya
telah diikuti oleh beberapa BUMN lain seperti Pupuk Kaltim, Pusri, Petro Kimia
Gresik, Pupuk Kujang, Pertamina & Telkom. Seperti menularkan prestasi ,
awal tahun 2009 Pupuk Iskandar Muda mulai membentuk tim malcolm baldrige sesuai 7 kriteria
penilaian yaitu kriteria kepemimpinan, strategi planning, fokus pelanggan, pembelajaran
managemen, fokus tenaga kerja, fokus produksi dan hasil-hasil. Tujuan penggunaan pengukuran dengan inteprestasi baldrige adalah untuk
memajukan kepedulian atas keunggulan kinerja sebagai elemen penting dalam
persaingan dan mewujudkan proses bisnis yang sistematis, terarah
dengan berfokus terhadap hasil yang ingin dicapai terutama pada bisnis utama perusahaan. Penerapan MBCfPE
dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja dan proses kerja sebagai barometer
menuju bisnis yang kompeten dalam menghadapi persaingan secara global.
Tahun
2009 awal mula Pupuk Iskandar melakukan pembelajaran assesment kinerja malcolm
baldrige criteria for performance excellent (MBCfPE), brigade/tim MBCfPE yang dipercaya
untuk mulai menyusun Dokumen Aplikasi sebelum dilakukannya assesment. Tahun
2009 PIM berhasil mendapat perolehan nilai 305, dengan pengalaman tersebut
menjadi tantangan PIM untuk membangun proses dan perbaikan, tahun 2010 dan
tahun 2011 perolehan hasil assessment masing adalah 326 poin dan 342 (
rata-rata kenaikan pertahun 20 point) menduduki band II. Berbekal keinginan
untuk melakukan perubahan, brigade MBCfPE bersama-sama membedah feed back
report (FBR) hasil assessment oleh examiner untuk ditindaklanjuti secara kontinu oleh
seluruh unit kerja, alhasil pada assessment yang dilakukan pada penghujung
tahun 2012 oleh lembaga IQAF (Indonesia Quality Award Foundation), PIM berhasil
memperoleh nilai 420 point, atau mengalami loncatan kinerja sebesar 78 poin dan
menduduki band III (early improvement) setelah 3 tahun sebelumnya berada di
band II.
Keberhasilan
ini tidak serta merta membuat langkah PIM terhenti begitu saja, justru sebaliknya
pembaharuan kinerja baru saja dimulai. Penerapan MBCfPE dan
tindaklanjut FBR sebagai input perbaikan kinerja yang konsisten
dan dukungan semua pihak terkait (manajemen, unit kerja dan
seluruh karyawan) adalah mutlak diperlukan agar proses perbaikan kinerja terus
mengalami peningkatan.
Satu Semangat – Tumbuhkan Harapan
PIM
punya Visi baru? Misi baru? Nilai baru? Dan meaning baru?gimana caranya?
Pertanyaan dan pernyataan semacam itu muncul dari beberapa karyawan dan apa
urgensinya? Lucunya, sebagian besar pekerja berpendapat bahwa itu semua cuma
mengganti identitas. Apakah benar demikian? REDEFENISI Visi, misi, nilai dan meaning
PIM adalah tools strategis untuk membantu perusahaan mencapai sasaran melalui
pembelajaran dan pengetahuan individu maupun organisasi dalam mempersiapkan
masa depan dengan pengalaman masa lalu.
Visi,
misi, nilai dan meaning baru PIM adalah lahir dari kebutuhan perusahaan saat
ini, di awali dengan pengukuran yang dilakukan melalui survei secara bersama
dan dikaji dengan pihak ketiga yang berkompeten pada bidangnya. Secara mendasar
keberhasilan perusahaan melakukan perubahan ini patut diberi ancungan jempol, dikarenakan
dengan satu alasan yang sama yaitu menumbuhkan semangat baru diinternal
perusahaan secara spesifik, terukur dan mampu berdampak langsung pada
pencapaian perusahaan.
Secara
umum ada beberapa langkah untuk mengimplementasikan visi, misi, tata nila dan
meaning perusahaan yang baru. Salah satu yang paling penting adalah memastikan
visi tersebut didukung penuh oleh jajaran manajemen secara penuh. Langkah lain
yang dilakukan adalah menumbuhkan governing body yang terdiri dari manajemen
perusahaan yang dibantu oleh ahli-ahli bidang ilmu tertentu yang relevan dengan
bisnis perusahaan, stake holder, penggunaan teknologi dan sumber daya yang
memadai.
SPIKE: Semangat,
Peduli Pelanggan, Integritas, Kerjasama dan Efisien adalah panca nilai PIM yang
terlahir dan melekat pada saat ini. Pengukuran budaya baru dilakukan untuk Mengetahui tingkat kesehatan budaya sebelumnya
(current culture), Mengidentifikasi budaya yang diharapkan (desired culture), Mengidentifikasi
faktor penghambat (entrofi) dan area perbaikan (area development).
Selain
itu, hal yang mesti diperhatikan juga adalah kesuksesan
kinerja perusahaan yang bergantung dari tingkat keterikatan pekerja dalam
perusahaan. Peran atasan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
bawahannya.
Pembentukan
keterikatan karyawan sangat penting dalam manajemen, metode ini dianggap
menjadi satu factor kesuksesan pada level individu maupun perusahaan.
Pembentukan keterikatan karyawan sangat penting bagi PIM mengingat perjalanan
panjang menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang kompetitif, maka
dibutuhkan orang-orang yang memiliki willingness dan endurance untuk menggapai
visi tersebut.
Konsistensi
dalam penerapan konsekuensi terhadap pelanggaran nilai-nilai perusahaan agar
terus dikaji. Namun demikian, pengukuran kondisi transformasi perusahaan yang
dilakukan Direktorat SDM pada tahun ini telah menunjukkan tingkat actively
supporting artinya meningkat signifikan, dimana secara keseluruhan tingkat
dukungan aktif pekerja terhadap perubahan budaya dapat dikatakan mantap yaitu
secara tidak langsung transformasi sudah mulai tercipta.
Penilaian
kinerja individu dan jalan menuju transformasi adalah 2 mata pedang, isu
mengenai hal ini sudah menetap pada tahun sebelumnya. proses
promosi dan mutasi jabatan
masih menjadi sebuah hal yang belum dipahami secara mantap oleh beberapa
kalangan pekerja baik senior maupun pekerja baru. Dalam kondisi ini individu
pekerja belum memahami secara keseluruhan
tahapan dan jenjang yang akan dilalui
dalam menggapai suatu jenjang jabatan, hal
ini menjadi
sesuatu hal yang wajar untuk menjadi sebuah
pertanyaan.
Sehingga kuncinya adalah sudahkah pada sebuah perusahaan terjadi persepsi yang
sama mengenai proses-proses tersebut???
Secara
positif pernyataan mengenai kinerja individu yang buruk tidak ditolerir artinya konsekuensi yang diberikan atas kinerja yang
buruk adalah sebuah motivasi untuk berbuat lebih agar tidak berada diposisi
yang baik dikemudian hari. Misal: sungguh tidak berlebihan jika ada pekerja
yang beranggapan dirinya apes karena terjebak dalam kondisi kinerja buruk,
tidak diperhatikan oleh atasan dan tidak ada program pengembangan yang
dirancang oleh atasan untuk keluar dari kondisi tersebut bahkan terkedilkan.
Oleh
karena itu seharusnya atasan masih perlu memperhatikan secara khusus para
pekerja yang berkinerja buruk, tetapi dengan tetap memberikan konsekuensi
kepadanya. Hal ini penting agar para pekerja dapat melihat komitmen nyata dari
para atasan mengenai pentingnya kinerja. Disamping itu perlu diingat jika hal
tersebut tidak dilakukan maka akan mendemotivasi para pekerja berkinerja baik.
Masalah
konsekuensi ini memang adalah isu central di PIM, misalnya perlu adanya konsekuensi yang jelas untuk orang-orang yang
bertindak bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan. Panca Nilai PIM,
pernyataan sikap, PKB, GCG dan banyak panduan lain yang dibuat di perusahaan,
namun kembali menjadi sorotan adalah eksekusi dan konsistensinya. Sudahkah PIM
konsisten menjalankan eksekusi terhadap hal tersebut? Dengan hal tersebut baru
para pekerja akan menyatakan siap untuk ikut dalam penilaian kinerja….
Pada
buku “jack Welch and the 4E’s of Leadership, Jeffrey A. Krames ada empat
karakteristik utama seorang pemimpin besar salah satunya adalah eksekusi. Bukan
hanya mengeksekusi visi PIM menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia
yang kompetitif namun para pekerja pun ingin melihat konsekuensi atas pelanggaran
terhadap aturan terkait tata nilai dan kebijakan lainnya yang ditegakkan.
Secara resmi Manajemen telah mencanangkan
tranformasi perusahaan diberlakukan efektif mulai tanggal 13 Februari 2013.Transformasi budaya
dan bisnis perusahaan saat ini secara tidak langsung
telah memberikan pekerjaan pekerjaan rumah bagi pekerja PIM untuk menuntuskannya..
Bravo PT PIM....