Selasa, 13 Juli 2010

SALAH �NGAMAR� DI SATPOL PP Share

joko (bukan nama sebenarnya), 43 tahun, benar-benar apes; mau selingkuh tapi kok nggak mengamati situasi. Mentang-mentang pernah nginap di situ, langsung aja dia pesan kamar bersama dengan selingkuhannya. Sedangkan hotel mesum itu sudah berubah jadi kantor Satpol PP, jadinya malah justru dibikin malu.

Tahukah Anda kalau pinguin yg hidup di Kutub Utara? Selain tahan cuaca dingin dan nggak pernah masuk angin, ia ternyata juga sangat setia pada tempat yg sudah dicocokinya. Jika biasanya lewat jalan A contoh, dia nggak mau pindah tempat walaupun jalan itu kini sudah tertutup. Kalaupun ada orang jongkok karena sengaja mau menutup jalannya, pinguin itu tetap setia menunggu sampai orang itu pergi. Kenapa yah si pinguin nggak mau beranjak? �Pindah ke tempat lain, ribet ngurus ijinnya, udah gitu pakai duit lagi�..!� mungkin begitu pikir si penguin.

Joko ternyata termasuk sosok pria seperti pinguin itu. Hotel di Magetan cukup banyak, tapi saat kencan dengan selingkuhannya, pilihannya dari dulu nggak pernah berubah, selalu saja di Hotel �Marem� yg terletak di Jalan Yos Sudarso. Nggak tau apa yg menjadi pertimbangannya. Mungkin karena tarifnya lebih murah, atau mungkin suasananya lebih kekeluargaan seperti sinetron Losmen Srikandi yg tayang di TVRI tahun 1980. Atau mungkin juga, ngamar di situ bisa bayar pakai kartu kredit.

Sudah sejak 4 tahun lalu dia mempunyai gebetan baru, namanya Susi (bukan nama sebenarnya), 37 tahun, warga Desa Manjung Kecamatan Panekan, Magetan. Seperti layaknya punya selingkuhan, mereka selalu ingin bermesraan. Sejak kencan pertama, pasangan itu senantiasa memilih hotel Marem itu. Ibaratnya mobil, setiap 'ganti olie', 'bengkel'nya ngga pernah berubah, sehingga petugas hotel pun sampai hafal. �Mau 'tune up' ya Mas�?� goda satpam yg sudah sangat diakrabinya.

Ngga tau kenapa, 3 tahun belakangan ini Joko dan Susi ngga pernah kontak-kontakan lagi. Entah sudah pindah rumah atau memang tidak pernah 'ganti oli' lagi. Yang pasti aArtinya, hotel �Marem� juga kehilangan pelanggan setianya. Tapi ternyata yg meninggalkan hotel tsb bukan hanya Joko dan Susi, tapi juga tamu-tamu yg lain, akhirnya hotel tsb jadi sepi pengunjung. Daripada terus merugi, pihak menejemen Hotel lalu menjualnya dan dibeli oleh Pemda Magetan. Gedung bekas hotel itu pun disulap jadi kantor Satpol PP, karena lokasinya yg bersebelahan dengan kantor Pemda.

Pengalihan fungsi hotel menjadi Kantor Satpol PP tsb dengan sendirinya oleh pemilik yg lama tidak diumumkan ke koran, apa lagi diberitahukan kepada Joko � Susi yg notabene adalah pelanggan lama. Dengan beralih fungsinya gedung tsb, jadi lebih banyak manfaatnya. Sebagai kantor Satpol PP, berarti jadi kantor menertibkan hal-hal yg batil di wilayah Pemda. Sebaliknya kalau jadi hotel, akan makin banyak kebatilan karena sering dijadikan tempat mesum. Sebagai buktinya, MUI Pusat sampai bilang bahwa hanya 2 hotel di Indonesia yg mau menolak tamu laki perempuan yg bukan muhrimnya.

Alkisah, Joko � Susi yg sudah putus selama 3 tahun, tahu-tahu nyambung lagi. Seperti masa lalu, mereka ingin meluapkan kangennya kembali di hotel �Marem�. Tanpa mempelajari situasi dan kondisi, dengan boncengan sepeda motor keduanya langsung saja masuk ke gedung yg kini sudah berubah jadi kantor Satpol PP. Petugas jaganya malah dikira resepsionis hotel. �Mas, minta kamar yg standar saja,� begitu kata Joko dengan yakinnya.

Bukan dicarikan kamar, eh Joko malah diperiksa bersama selingkuhannya. Meski berdalih tidak dalam rangka mau berbuat mesum, keduanya tetap diamankan. Dalam pemeriksaan Joko mengaku, 3 tahun lalu sering berkencan di situ. Gara-gara main tabrak saja tsb, skandal perselingkuhannya selama ini jadi ketahuan keluarganya di Kecamatan Jogoroyo Kabupaten Ngawi. Bagaimna Joko nggak kehilangan muka?

Sebenarnya hilang muka itu ga mungkin lho, bagaimana bisa melihat lagi kalau muka hilang ya?

Sumber: http://www.poskota.co.id/nah-ini-dia/2010/06/26/salah-%E2%80%9Cngamar%E2%80%9D-di-satpol-pp

Tidak ada komentar: