Kolam terpal dipilih sebagai alternatif untuk peluang bisnis pembesaran lele karena memberikan banyak keuntungan. Usaha ini membutuhkan biaya yang relatif murah dan dinilai lebih praktis, dapat dibuat sendiri karena tidak serumit kolam permanen yang terbuat dari beton. Keuntungan lainnya dari kolam terpal ini yaitu kolam mudah dibongkar pasang, sehingga bisa dipindah tempat jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Selain itu kondisi air kolam juga lebih terkontrol kebersihannya.
Proses pembesaran lele menggunakan kolam terpal tidak berbeda dengan kolam permanen.
Berikut langkah – langkah yang harus diperhatikan pada proses pembesaran, setelah kolam terpal telah selesai dibuat :
1. Pemilihan bibit
Lebih baik gunakan bibit lele yang sudah bisa mengkonsumsi pellet F999 (pellet butiran) biasanya bibit umur 2 minggu yang berukuran 7 cm sampai 9 cm, agar lebih mudah perawatannya. Karena bibit yang terlalu kecil, masih mudah mati bila dipindahkan ke lingkungan yang baru. Untuk kolam terpal ukuran 2×3 meter bisa dimasukan bibit lele sebanyak 1000 ekor dengan ketinggian air 30 cm.
2. Pemberian pakan
Pakan utama untuk pembesaran lele adalah pelet (makanan pabrik), untuk umur 2 minggu menggunakan pelet F 999, kemudian menggunakan 781-2 untuk umur setelah 2 minggu hingga 2 bulan, serta 781 untuk umur setelah dua bulan hingga siap panen sekitar umur 3 bulan. Selain pelet, pakan yang dapat digunakan untuk mengurangi pengeluaran yaitu pakan tambahan berupa keong emas yang direbus, dedak halus, ampas rumah tangga, maupun ikan yang telah dihancurkan. Pemberian makan dilakukan sehari 3 kali, untuk malam hari berikan pakan lebih banyak karena pada malam hari nafsu makan lele lebih besar.
3. Pengairan kolam terpal
Untuk pengairan kolam terpal pada awal proses, kolam diisi 30 cm air dan didiamkan selama 1 minggu sebelum dimasukan bibit lele. Penambahan air dilakukan dari mulai 30 cm hingga 80 cm, penambahan secara bertahap sebanyak 15 cm setiap bulannya. Sedangkan untuk pergantian air sampai umur dua bulan sebanyak 2 kali, namun jika sudah terlihat kotor bisa diganti airnya agar tidak menimbulkan penyakit pada lele. Pada saat pergantian air, lakukan penyortiran pula pada lele. Pisahkan lele yang pertumbuhannya lebih cepat, dengan lele yang masih kecil. Hal ini untuk menghindari penuhnya kolam karena sudah banyak yang lebih lebasr, dan menghindari kesempatan lele besar yang memakan lele kecil.
4. Pemanenan
Lele dapat dipanen setelah 3 bulan, biasanya lele yang diminati pasaran yaitu lele ukuran 5 sampai 10 ekor / kg atau sesuai dengan permintaan pasar. Pada kolam terpal, panen lele dapat dilakukan bersamaan dengan proses sortir.
5. Analisa Ekonomi
Dengan asumsi penggunaan 3 kolam terpal dengan ukuran 2 x 3 meter, dan bibit lele 1000 ekor/kolam. Modal Awal 3 buah terpal ukuran 2 x 3 meter (@ Rp 150.000,00 x 3) : Rp 450.000,00 Peralatan tiang kolam (bambu, kayu tiang, dan paku) : Rp 300.000,00 Selang air 20 meter : Rp 50.000,00 Ember /baskom besar 3 buah : Rp 30.000,00 + Total Rp 830.000,00 Biaya Operasional Bibit lele (@ Rp 350,00 x 3000 ekor) : Rp 1.050.000,00 Pakan : Rp 600.000,00 Biaya transport : Rp 100.000,00 Biaya lain – lain : Rp 50.000,00 + Total : Rp 1.800.000,00 Omset Penjualan hasil panen (Rp 11.000,00/kg x 300 kg) = Rp 3.300.000,00 Laba bersih Rp 3.300.000,00 – Rp 1.800.000,00 = Rp 1.500.000,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar